Sekadau, ZONA Kalbar..id– Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Sungai Kapuas, tepatnya di wilayah Desa Entabuk, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau, kembali menjadi sorotan publik. Warga menilai maraknya kegiatan ilegal itu mengancam kelestarian lingkungan dan mengabaikan hukum yang berlaku.
Sejumlah lanting bermesin fuso beroperasi hampir setiap hari. Suara bising mesin dan aliran air keruh yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut menjadi pemandangan yang kian lazim di kawasan sungai yang dahulu jernih.
“Kami khawatir, kalau dibiarkan begini, kerusakan lingkungan tidak bisa dibendung. Apalagi air sungai ini dipakai untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Pakar hukum dan kebijakan publik dari Universitas Tanjungpura, Dr. Herman Hofi Munawar, mengecam pembiaran yang terjadi di lapangan. Ia menilai aparat penegak hukum dan pemerintah daerah tidak boleh bersikap permisif terhadap pelanggaran hukum yang berdampak langsung terhadap lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat.
“Negara tidak boleh kalah dengan aktivitas ilegal yang sudah terang-terangan merusak lingkungan dan melanggar hukum. PETI di Sekadau ini harus segera ditertibkan secara menyeluruh,” tegas Herman saat dihubungi ZONA Kalbar.id, Minggu (3/8).
Herman menyebutkan bahwa penindakan terhadap PETI tidak cukup hanya dengan razia sporadis. Ia mendorong dilakukannya operasi terpadu lintas sektoral yang melibatkan TNI, Polri, dinas lingkungan hidup, serta pemerintah kabupaten.
“Pola penanganan harus menyasar aktor intelektual dan rantai pasoknya. Jangan hanya menindak operator lapangan, tapi biarkan penyandang dan pembeli emas ilegalnya terus beroperasi,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa aktivitas PETI berpotensi melanggar sejumlah undang-undang, mulai dari UU Minerba, UU Lingkungan Hidup, hingga UU Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jika terbukti ada aliran dana yang tidak dilaporkan secara legal.
Warga berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata, bukan sekadar wacana penertiban yang tak kunjung terealisasi. “Kami sudah cukup bersabar. Sungai ini warisan untuk anak cucu kami. Jangan tunggu rusak parah baru bertindak,” kata warga lainnya. (Butun)
Baca Juga: Bocah di Kembayan Tewas Tenggelam di Sungai Sekayam,