Bengkayang, zonakalbar.id – Bangunan Bumi Sebalo Corner (BSC) yang baru selesai dibangun mulai menuai keluhan dari para pedagang. Beberapa bagian bangunan dilaporkan mengalami kebocoran saat musim hujan, disertai sejumlah fasilitas pendukung yang tidak berfungsi optimal.
Berdasarkan pantauan di lokasi pada Rabu (15/1/2025), terlihat beberapa tiang pondasi mulai berkarat, toilet yang tersumbat, dan jaringan pipa air bersih yang tidak mengalir selama sebulan terakhir. Keluhan ini disampaikan oleh Yohanes Ali, salah satu pedagang di BSC.
“Saat hujan turun, atap bocor menyebabkan genangan air hingga banjir. Tidak ada saluran pembuangan atau drainase yang memadai. Beberapa bagian bangunan juga mulai berkarat, ruangannya terlalu sempit, dan pedagang mulai meninggalkan lokasi karena sepi pengunjung,” ungkap Yohanes.
Yohanes menambahkan bahwa selain kebocoran, fasilitas seperti toilet yang tersumbat dan air bersih yang macet semakin menyulitkan para pedagang. “Kami harus angkut air dari rumah untuk keperluan sehari-hari. Padahal, kami membayar sewa Rp 900 ribu per bulan, di luar biaya listrik dan air. Ditambah iuran air yang tetap harus dibayar Rp 50 ribu per bulan, meski air tidak mengalir,” tambahnya.
Holland, pedagang gorengan di BSC, juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya, masalah air bersih yang tidak mengalir hampir sebulan terakhir membuat pedagang kesulitan melayani pembeli.
“Gedung semegah ini, tapi WC rusak dan air tidak ada. Kalau hujan, kami sibuk mengurus kebocoran daripada melayani konsumen. Malu rasanya jika pembeli melihat kondisi seperti ini,” ujarnya.
BSC dibangun menggunakan dana APBD Kabupaten Bengkayang tahun 2022 dengan nilai kontrak sebesar Rp 8,23 miliar. Pekerjaan ini dikerjakan oleh CV Cahaya Mandiri dengan pengawasan PT Trias Erisko Konsultan, serta perencanaan dari PT Borneo Jasa Konsultan Teknik. Nomor kontrak PU.17.01/01/SP-JK/PGK/DPUPR-CK ditandatangani pada 30 September 2022.
Namun, kualitas pembangunan menjadi sorotan pedagang. Tidak hanya kebocoran dan fasilitas yang rusak, masalah drainase yang buruk semakin memperburuk kondisi operasional di lokasi tersebut.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkayang belum memberikan tanggapan hingga berita ini diterbitkan.
Para pedagang berharap pemerintah segera mengevaluasi kondisi bangunan BSC. Jika dibiarkan, keluhan ini berpotensi menyebabkan kerugian lebih besar bagi pedagang yang bergantung pada lokasi tersebut untuk mencari nafkah.
Pewarta: Rinto Andreas / Injil