Pontianak, ZONA Kalbar.id – Penambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi di Kalimantan Barat memantik sorotan. PT Energy Terentang Jaya (ETJ), perusahaan yang baru berdiri pada November 2024, disebut mendapat tambahan alokasi secara tidak wajar dari Pertamina Kalbar.
Menurut seorang sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan, ETJ awalnya memperoleh kuota solar subsidi sebesar 60 kiloliter (KL). Namun, hanya dalam waktu lima bulan, jumlah itu melonjak menjadi 160 KL.
“Ini sangat janggal. Ketika perusahaan lain justru dipotong kuotanya, PT ETJ malah mendapat tambahan,” ujar Aris (bukan nama sebenarnya), Jumat, 12 September 2025.
Ia menduga ada praktik jual-beli kuota BBM di wilayah Kalimantan Barat. Pertamina dinilai tidak transparan dalam menentukan alokasi, sehingga membuka ruang permainan dalam distribusi solar subsidi. “Kami berencana melaporkan hal ini ke Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat,” kata dia.
Lonjakan kuota yang diterima ETJ dinilai mencurigakan karena tidak diikuti dengan mekanisme evaluasi tahunan sebagaimana lazimnya. Sementara itu, beberapa perusahaan lain justru mengalami pemangkasan jatah.
Regulasi sebenarnya telah mengatur ketat distribusi BBM subsidi. Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 serta Surat Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 48 Tahun 2023 menegaskan bahwa penyaluran solar bersubsidi harus memperhatikan asas keadilan dan kebutuhan riil pengguna.
Penambahan kuota seharusnya melalui proses verifikasi berlapis. Namun, praktik di lapangan menunjukkan sebaliknya. Dalam kasus ETJ, tambahan hingga hampir tiga kali lipat dalam waktu singkat memunculkan dugaan adanya intervensi dalam distribusi BBM subsidi. (Tim Fakta Kalbar)
Suber: faktakalbar.id
Baca Juga: Sanggar Ruai Betaja Terima Bantuan Sape dari PLN Indonesia Power UBP Sanggau
