Herman Hofi Munawar: “Lebih Baik Fokus Benahi Pelabuhan Kijing”
Pontianak, ZONA Kalbar.id – Pengamat Hukum dan Kebijakan Publik, Herman Hofi Munawar, menyoroti semangat sejumlah tokoh politik Kalbar yang ingin mengembalikan status Bandara Supadio sebagai bandara internasional. Menurutnya, wacana tersebut belum memiliki urgensi strategis dan justru berisiko membawa dampak ekonomi yang lebih besar dibandingkan manfaat yang dijanjikan.
“Kalau tidak membawa keuntungan nyata, buat apa dipaksakan? Lebih baik bersabar dulu. Sampai sekarang belum terlihat manfaatnya,” ujar Herman pada Selasa (29/4).
Ia menyebut bahwa dalam praktiknya, penetapan Bandara Supadio sebagai bandara internasional justru menjadi beban fiskal daerah dan pusat. Ketimpangan arus penumpang menunjukkan lebih banyak warga Kalbar yang bepergian ke luar negeri ketimbang wisatawan mancanegara yang masuk. Hal ini, menurutnya, membuat devisa justru mengalir ke luar tanpa ada arus balik yang seimbang.
“Alih-alih menjadi pintu masuk wisatawan asing, bandara ini malah menjadi pintu keluar devisa,” tegasnya.
Selain itu, Herman juga menilai bahwa penetapan status internasional menimbulkan beban biaya infrastruktur yang tidak proporsional. Keharusan menyediakan layanan imigrasi, keamanan bertaraf internasional, serta terminal khusus, tidak dibarengi dengan lonjakan jumlah turis asing yang signifikan.
“Cost-nya lebih besar dari pada benefit. Fasilitas internasional tidak seimbang dengan volume penumpang masuk,” ujarnya.
Dari sisi pariwisata, ia menambahkan, belum ada indikator pertumbuhan signifikan sejak bandara mendapat status internasional. Kalbar belum mampu memosisikan diri sebagai destinasi utama tanpa promosi pariwisata yang kuat dan dukungan infrastruktur yang memadai.
“Status internasional hanya jadi simbol gengsi. Tanpa substansi dan strategi yang matang, itu hanya beban,” ucap Herman.
Ia juga menyoroti dampak lanjutan berupa ketergantungan masyarakat terhadap luar negeri baik untuk berbelanja, berobat, maupun berwisata. “Sirkulasi uang keluar daerah makin besar. Ini melemahkan perekonomian lokal,” ujarnya.
Sebagai solusi alternatif, Herman justru menyarankan agar pemerintah daerah lebih fokus membenahi Pelabuhan Internasional Kijing yang menurutnya masih dalam kondisi “amburadul”.
“Kalau Kijing betul-betul ditata, bisa jadi pelabuhan strategis yang menyaingi Singapura. Fasilitas bongkar muat dan tata kelola pelabuhan harus diperkuat. Itu jauh lebih menjanjikan secara ekonomi ketimbang sekadar status internasional bandara,” pungkasnya. (Butun)
Baca Juga: Tas Misterius Ditemukan di Masjid Al-Kautsar, Polisi Periksa Isi Tas
2 Komentar