Bengkayang, ZONA Kalbar.id – Pembangunan Jembatan Acu di Dusun Jungkung, Desa Sumber Karya, Kecamatan Teriak, Kabupaten Bengkayang, menuai sorotan. Sejumlah warga mempertanyakan transparansi penggunaan anggaran proyek yang mencapai Rp337 juta, yang dinilai tidak sebanding dengan hasil fisik di lapangan.
Jembatan dengan dimensi lebar empat meter dan panjang sepuluh meter itu menjadi bahan perbincangan di tengah masyarakat setempat. Warga menilai jumlah material yang digunakan tidak mencerminkan besarnya anggaran yang dikucurkan. Dari data yang dihimpun, proyek ini mengalokasikan 120 sak semen, namun yang terserap hanya 81 sak, sementara 39 sak lainnya disebut-sebut dialihkan untuk pengerjaan proyek Open Defecation Free (ODF) di Dusun Tamu Perbatu.
“Kami melihat ada ketidaksesuaian antara anggaran dan realisasi di lapangan. Semen yang seharusnya untuk jembatan malah dialihkan ke proyek lain, padahal proyek ODF itu sudah memiliki anggarannya sendiri,” ujar Yohanes, salah satu warga yang aktif mengkritisi proyek ini, Selasa (25/2/2025).
Lebih lanjut, Yohanes mengungkapkan bahwa proyek jembatan ini dikerjakan langsung oleh Kepala Desa. Menurutnya, dalam setiap proyek pembangunan yang masuk ke desa, kepala desa selalu melibatkan orang-orang tertentu yang dianggap dapat diajak bekerja sama.
“Yang lebih memprihatinkan, warga yang berani mempertanyakan proyek ini justru mendapat intimidasi dari aparat desa, termasuk Dusun dan RT,” tambahnya.
Ia juga menuturkan bahwa dirinya mengalami perlakuan serupa dalam beberapa kesempatan. Salah satu contohnya adalah distribusi bantuan beras dari dinas pangan yang seharusnya menjadi haknya, namun dialihkan ke orang lain tanpa sepengetahuannya.
“Seharusnya perangkat desa bekerja secara profesional, bukan malah menekan warga yang ingin menjalankan fungsi kontrol sosial. Kami hanya ingin transparansi,” tegas Yohanes.
Sejauh ini, Kepala Desa Sumber Karya belum memberikan tanggapan terkait polemik yang berkembang di masyarakat. Warga berharap ada audit menyeluruh terhadap proyek ini agar penggunaan anggaran bisa dipertanggungjawabkan.
Pewarta: Rinto Andreas
Baca Juga: Drainase di Desa Rantau Bengkayang Retak Sebelum Waktunya, Diduga Dibangun Asal Jadi
2 Komentar