Pontianak, ZONA Kalbar.id – Masyarakat Tionghoa di Pontianak kembali menggelar tradisi sakral Ritual Cuci Jalan, Minggu (9/2). Upacara ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Cap Go Meh, yang jatuh pada hari ke-15 dalam kalender Imlek 2576 Kongzii atau 2025 Masehi.
Jeki Tio, salah satu tokoh masyarakat Tionghoa, menjelaskan bahwa Ritual Cuci Jalan memiliki makna mendalam. “Ini adalah simbol penyucian dan pengharapan agar manusia terhindar dari marabahaya, baik kejahatan maupun bencana alam,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa memasuki tahun Ular Kayu, masyarakat diharapkan memperoleh kehidupan yang lebih baik, penuh kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan.
Prosesi dimulai dari Kelenteng Tjiang Kun Ya di Jalan Suprapto, lalu bergerak ke Kelenteng Tua Pekkong di Jalan Waru. Dari sana, rombongan menaiki kendaraan menuju Kelenteng Samtongya di Jalan Tanjung Pura, kemudian berlanjut ke Kelenteng Adipati di Jalan Gusti Sulung Lelanang. Perjalanan ritual terus berlanjut ke Kelenteng Kwan Ti Bio, kemudian menuju Kelenteng di Kapuas Besar, dan mencapai puncaknya di Kelenteng Hian Thian Shang Ti di Sungai Kakap.
Di setiap kelenteng yang disinggahi, peserta memanjatkan doa-doa suci, membawa persembahan, serta menjalankan prosesi sakral sebagai bentuk penghormatan dan permohonan perlindungan kepada para Dewa.
Rangkaian perayaan Cap Go Meh akan berlanjut dengan Ritual Naga Buka Mata, yang digelar keesokan harinya. Prosesi ini menandai kebangkitan energi spiritual dalam perayaan tersebut. Untuk Yayasan Panca Bhakti, ritual akan berlangsung di Kelenteng Tjiang Kun Ya, Jalan Suprapto, pada pukul 07.30 WIB.
Lebih dari sekadar seremonial, Ritual Cuci Jalan telah menjadi bagian dari warisan budaya masyarakat Tionghoa di Pontianak. Tradisi ini bukan hanya mempererat harmoni sosial, tetapi juga menjadi daya tarik wisata religi yang penuh makna dan kekhidmatan.
(Butun)
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya: Polsek Jangkang Perketat Pencegahan Narkoba di Kalangan Remaja