Pontianak, ZONA Kalbar.id – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kalimantan Barat semakin menunjukkan peran strategis dalam menggerakkan roda perekonomian daerah. Dari sektor kuliner, kerajinan tangan, hingga industri kreatif, UMKM menjadi tulang punggung yang menopang kesejahteraan masyarakat di tengah dinamika ekonomi nasional.
Penjabat (Pj.) Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes., dalam sebuah forum ekonomi pekan lalu menegaskan bahwa UMKM memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi.
“Saat ini, lebih dari 60 persen perekonomian Kalbar digerakkan oleh sektor UMKM. Kita harus memastikan mereka mendapatkan akses pasar dan pembiayaan yang lebih luas,” ujar Harisson.
Ia menambahkan, UMKM tidak hanya menjadi pilar ekonomi daerah, tetapi juga solusi dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Oleh karena itu, kita harus memberikan dukungan penuh agar mereka bisa terus tumbuh dan bersaing,” tegasnya.
Di tingkat pelaku usaha, dampak nyata dari kebijakan pemerintah mulai dirasakan. Rizky Wijaya, pemilik usaha kerajinan rotan di Kabupaten Sanggau, menuturkan bahwa bisnisnya mengalami pertumbuhan pesat setelah mendapatkan pendampingan dari pemerintah daerah.
“Dulu kami hanya memproduksi untuk pasar lokal. Sekarang, dengan dukungan promosi digital dan bantuan modal usaha, kami bisa mengirim produk ke luar daerah,” ungkapnya, Senin (3/2/2025).
Namun, di balik kontribusi besarnya, UMKM di Kalbar masih menghadapi berbagai tantangan. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kalbar, Arya Rizqi Darsono, mengungkapkan bahwa akses permodalan masih menjadi kendala utama bagi banyak pelaku usaha.
“Birokrasi yang panjang sering kali menjadi hambatan. Kami berharap ada regulasi yang lebih ramah bagi UMKM agar mereka bisa lebih berkembang,” kata Arya.
Selain permodalan, digitalisasi juga menjadi tantangan sekaligus peluang bagi UMKM. Dengan tren belanja daring yang semakin meningkat, pelaku usaha dituntut untuk beradaptasi agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
“Saat pandemi silam, banyak UMKM yang terpaksa beralih ke online. Kini, mereka yang mampu memanfaatkan teknologi bertahan dan bahkan berkembang,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berjanji akan terus memperkuat ekosistem UMKM melalui berbagai kebijakan, mulai dari perluasan akses pasar, pendampingan digitalisasi, hingga penyediaan program pembiayaan berbunga rendah.
Dengan berbagai langkah strategis ini, UMKM di Kalimantan Barat diharapkan mampu tumbuh lebih kuat, berdaya saing tinggi, serta menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Penulis: Ariya Laksana Bima