Pontianak, zonakalbar.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menyambut baik inisiatif pembatasan penggunaan media sosial (medsos) bagi anak-anak. Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, menyatakan dukungannya terhadap langkah tersebut, mengingat dampak negatif yang ditimbulkan, termasuk maraknya kasus tawuran yang dipicu oleh medsos.
“Kami sangat berterima kasih atas inisiatif ini. Selama ini, upaya membuat batasan atau larangan sering terbentur aturan yang lebih tinggi. Dengan adanya komunikasi dan dorongan dari berbagai pihak, kami semakin optimis untuk menerapkan kebijakan ini,” ujar Edi, Kamis (16/1).
Ia menyoroti pentingnya memberikan edukasi yang tepat kepada anak-anak terkait penggunaan media sosial. Menurutnya, kejadian tawuran yang melibatkan anak-anak di bawah umur belakangan ini sebagian besar dipicu oleh interaksi di media sosial.
“Setelah dilakukan klarifikasi, kami menemukan bahwa penyebab tawuran beberapa waktu lalu adalah interaksi di medsos. Ini cukup memprihatinkan,” katanya.
Sebagai langkah konkret, Pemkot Pontianak berencana mengeluarkan aturan untuk membatasi penggunaan medsos di kalangan anak-anak, dengan sekolah sebagai fokus utama penerapannya.
“Sekolah adalah tempat pertama yang bisa kita kendalikan dalam penggunaan medsos. Pembatasan ini akan diintegrasikan ke dalam kebijakan sekolah untuk memastikan anak-anak lebih fokus pada pembelajaran dan aktivitas positif,” jelasnya.
Meski teknis pelaksanaan pembatasan masih akan dibahas dengan pihak terkait, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Edi menegaskan bahwa kebijakan ini bukan bertujuan melarang sepenuhnya, melainkan untuk mengurangi dampak negatif yang bisa ditimbulkan.
“Medsos secara umum memiliki manfaat, tetapi ada aspek negatif yang perlu dibatasi demi kebaikan generasi muda,” tambahnya.
Ia optimistis kebijakan ini akan berdampak positif bagi perkembangan anak-anak dan remaja di Pontianak. Salah satu pendekatan yang akan dilakukan adalah menyediakan lebih banyak kegiatan edukatif dan produktif bagi mereka.
“Saya sangat optimis. Dengan pembatasan ini, anak-anak diharapkan bisa lebih berpikir positif dan tidak terpengaruh efek negatif medsos. Ke depan, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang luar biasa,” pungkasnya.