Sanggau, zonakalbar.id – Polres Sanggau melalui Waka Polres Kompol Yafet Efraim Patabang mengikuti rapat koordinasi ketahanan pangan secara daring melalui Zoom Meeting di Aula Graha Wira Pratama Polres Sanggau, pada Senin (13/1).
Rapat ini membahas strategi penguatan sektor pertanian dan pangan, dengan fokus pada pengembangan tanaman jagung dan sejumlah komoditas lainnya. Diskusi tersebut melibatkan lintas instansi, mulai dari kementerian, pemerintah daerah, hingga kelompok petani, guna memastikan keberlanjutan program pangan nasional.
Salah satu program utama yang menjadi perhatian adalah pengembangan lahan jagung dengan target mencapai 1 juta hektare secara nasional.
Program ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta sektor swasta. Dalam implementasinya, pengawasan di lapangan akan melibatkan pihak Polres, kepala desa, dan kelompok tani untuk memastikan keberhasilan program.
“Selain pengembangan lahan, pemerintah juga memberikan subsidi pupuk dan benih yang difokuskan pada sembilan komoditas utama, seperti jagung, padi, kedelai, dan hortikultura, termasuk bawang merah, bawang putih, serta cabai. Subsidi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas petani sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka,” jelas Kompol Yafet.
Kementerian Dalam Negeri menekankan pentingnya sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan program ketahanan pangan berjalan dengan baik. Surat edaran dan pedoman teknis telah disiapkan sebagai panduan implementasi program di tingkat daerah.
Keterlibatan Generasi Muda dan Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
Program ini juga dirancang untuk mendorong keterlibatan petani milenial sebagai upaya regenerasi petani, sekaligus meningkatkan daya tarik sektor pertanian di kalangan generasi muda.
Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) juga menjadi fokus pembahasan. HPP untuk gabah ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram, sementara jagung dipatok Rp5.000 per kilogram. Kebijakan ini diharapkan mampu memberikan insentif yang lebih besar bagi petani untuk meningkatkan produksi.
Target produksi jagung hingga akhir tahun 2025 sedang dalam proses perencanaan dan implementasi. Periode perhitungan panen dimulai dari Oktober tahun sebelumnya hingga September tahun berjalan.
“Kolaborasi lintas instansi, termasuk Kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah, menjadi kunci keberhasilan dalam pengawasan distribusi subsidi dan program pertanian lainnya. Kami berkomitmen untuk mendukung penuh program ketahanan pangan ini demi kesejahteraan masyarakat,” tutup Kompol Yafet.